Tidak terasa bulan ini tanggalnya sudah terakhir alias akhir bulan. Ada nafas lega terbersit dalam benakku. Aku jadi ingat bagaimana perjalanan selama sebulan ini sampai akhirnya angsuran yang menjadi kewajibanku terbayar .
Berangkat dari keterbatasan yang dibalut dengan iman segala hal aku lakukan dengan mengandalkan Tuhan. Kalau dibilang kuatir pasti kita tidak bisa lepas dari rasa itu. Namun demikian kita harus punya manajemen yang baik agar rasa kawatir tersebut tidak menjadi kendala langkah kita namun sebaliknya menjadi pemacu dan penyemangat kinerja kita.
Seperti ditulis dalam Matius 6:25-34 demikian ...
6:25 "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?
6:26 Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?
6:27 Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?
6:28 Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal,
6:29 namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.
6:30 Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya?
6:31 Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?
6:32 Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.
6:33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
6:34 Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.
Berbekal Sabda Tuhan tersebut aku jalani perjuangan dibulan Februari 2015 ini dengan berserah diri dan berpengharapan sepenuhnya kepada Tuhan. Artinya semua kesempatan aku jalani dengan berusaha semaksimal mungkin dan selebihnya yang sekiranya ada diluar batas kemampuanku sebagai manusia aku serahkan kepada Tuhan.
Kewajiban satu demi satu terbayar... ada saja hal yang tidak terduga dan itu tentu bagian dari rencana Tuhan. Kalau dilihat jumlahnya bagiku sungguh besar dan jelas diluar batas kemampuanku sebagai manusia yang terbatas, namun Tuhan berkata lain... Dia telah menambahkan sehingga semua menjadi cukup. Cukup untuk bulan ini... bulan selanjutnya bagaimana dong? Percaya dan jalani prosesnya dengan rasa seolah kita sudah menerima berkat yang kita harapkan dan jangan lupa bersyukur !
Sekali lagi terima kasih Tuhan, rasa syukurku ini semoga juga mampu menginspirasi orang lain agar dapat menjadi penguat iman dan akhirnya dapat menerima berkatMU dengan lebih baik lagi.
0 Response to "Bayar Hutang Dengan Iman"
Posting Komentar